Tentang Dirimu

 Aku kerap bertanya, selepas jarak tak kasat mata itu tercipta. Setelah untaian cerita tentang dirimu, mimpimu, ketakutanmu, resahmu, untuk apa kini semua kutahu? Jika tulisan ini terbaca olehmu, dalam gelap malam, atau terang siang, maka aku sedang merindukanmu. 

Beberapa hal lalu yang kembali datang, mengikis dinding egoku untuk berdalih. Aku sadar, ternyata perih, harusnya tak pernah aku bunuh perasaan yang tumbuh saat itu. Tapi, apakah tidak akan sesakit ini jika demikian?

Bagaimana, jika ternyata saat itu akulah yang cinta sendirian? Mengagumimu di tengah keramaian? Bukankah, justru akan lebih menyakitkan?

(Dengar aku menghela napas) Aku akan ikhlas..

Kamu berhak bahagia.

Biar aku juga menikmati bahagiamu, dengan mimpi buruk tiap malam datang, dengan senyum getir dari kejauhan.

Berbahagialah.

Comments

Popular posts from this blog

Nomor Punggung